Senin, 21 Mei 2012

METAMORFISME


Metamorfisme adalah proses reaksi rekristalisasi di dalam kerak bumi pada kedalaman antara (3-20 km) yang pada keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fase cair sehingga terbentuk struktur dan mineral yang baru, akibat dari pengaruh temperatur (T) dan dari tekanan (P) yang tinggi. Sedangkan menurut H.G.F. Winkler (1976) proses metamorfosa adalah suatu proses yang mengubah mineral pada suatu batuan dalam fase padat karena suatu pengaruh atau response terhadap kondisi fisika dan juga kimia di dalam kerak bumi, dimana pada kondisi fisika, dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi yang sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak termasuk pelapukan (H.M. Munir, 1995).
1. Metamorfosa Kontak / termal / suhu
Metamorfosa kontak, merupakan tipe metamorfosa (baca: perubahan) yang terjadi sebagai akibat terjadinya kontak antara magma (sebagai intrusi) terhadap batuan yang ada disekitarnya, baik itu batuan sedimen maupun batuan beku. Perubahan yang terjadi diakibatkan intensitas panas yang dikeluarkan oleh magma. Jenis metamorfosis ini terbatas pada zona sekitar intrusi yang dikenal dengan disebut aureole malihan atau malihan kontak. Di luar zona ini, batuan tidak terpengaruh oleh peristiwa kontak tersebut. Sebagai contoh, misalnya serpih menjadi batu tulis (sabak), phyllite, atau sekis, ketika mineral diselaraskan oleh tekanan. Tapi oleh peristiwa metamorfosis kontak ini, serpih “dipanggang” oleh intrusi dan berubah menjadi hornsfel, jika butirannya halus atau terubahkan menjadi granofel, jika butirannya menengah atau kasar.
2. Metamorfosa dinamik
Peristiwa ini terjadi apabila batuan mengalami perubahan akibat tekanan tinggi. Jenismetamorfosa ini biasanya timbul pada bidang – bidang sesar / patahan. Sebagai hasil dari peristiwa ini, batuan akan hancur , dan pada bagian tersebut pula akan muncul mineral – mineral yang terubahkan.
Contoh hasil metamorfosa dinamik adalah: Melange (batuan campur aduk)
3. Metamorfosa Regional
Jenis metamorfosa ini adalah metamorfosa yang paling sering muncul dan biasanya meliputi area yang sangat luas. Perubahan batuan terjadi sebagai akibat adanya temperatur dan tekanan tinggi yang menyertainya dalam proses perubahan dari batuan asal menjadi batuan metamorf. Sebagai contoh; Pegunungan Taconic di New York dan New England terbentuk dari kegiatan tabrakan purba antar lempeng yang menghasilkan batuan malihan. Sebaliknya, beberapa batuan malihan juga dapat terbentuk dari peristiwa turunnya suhu dan tekanan secara ekstrim yang dikenal dengan istilah metamorfosis pembalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar